A. TUJUAN
Dalam pembuatan proposal ini, penulis mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Menghasilkan pengolahan
dengan keterampilan siswa tentang pembuatan sabun transparan dari VCO
2. Memanfaatkan sarana dan
prasarana yang ada didalam program keahlian kimia industri di SMK SMTI
YOGYAKARTA.
4. Mengetahui cara pembuatan
sabun transparan yang dapat menjadi
modal berwirausaha untuk dapat menciptakan lapangan kerja dimasa yang akan datang.
B. DASAR TEORI
Seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk Indonesia, semakin banyak pula sabun yang dibutuhkan sehingga peluang
usaha untuk membuat sabun transparan dari VCO, sangat besar dan kebutuhan sabun
transparan ini bisa terpenuhi dengan mengolah bahan-bahan dari kelapa menjadi
VCO lalu di gunakan sebagai bahan utama pembuatan sabun transparan yang
berkualitas baik.
Proses pembuatan sabun transparan ini
juga tergolong mudah, sehingga banyak pengusaha mengolahnya. Dan pemasarannya pun
tidak terlalu sulit, karena sabun transparan ini dibutuhkan oleh masyarkat
luas.
Sabun trasparan padat adalah sabun yang
berbentuk padat dengan tampilan tembus pandang , jenis minyak yang di
pakai dalam pembuatan sabun adalah minyak VCO, karena dapat memberikan sifat
transparan terhadap sabun. Pembuatan sabun trasparan padat dapat memberikan nilai
tambah terhadap minyak VCO. Penambahan aromaterapi dapat mempengaruhi kualitas
sabun. Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak dan telah dikenal secara
umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga
sebagai alat pembersih dan pencuci.Sabun adalah surfaktan yang digunakan untuk
mencuci dan membersihkan, bekerja dengan bantuan air. Sedangkan surfaktan
merupakan singkatan dari surface active agents, bahan yang menurunkan tegangan
permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair)
sehingga mempermudah penyebaran dan pemerataan.
Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi,
yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa.
Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH (natrium/sodium
hidroksida) dan KOH (kalium/potasium hidroksida). Asam lemak yang berikatan
dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun.
Pembuatannya dengan melarutkan sabun
kering dalam alkohol dengan berat yang sama. Kemudian sebagian alkohol
diuapkan. Apabila sabun sudah cukup kental dan tetesan cairan didapat dengan
cepat menjadi masa yang keras, maka sudah didapat sabun transparan (
Saponifikasi ).
Banyak sabun merupakan campuran garam
natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau
lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida)
pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi.
Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah.
Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari
pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak
tumbuhan, seperti minyak zaitun.
Sabun Transparan adalah sabun yang dibuat
dengan teknik khusus dengan menghilangkan kandungan alkali di dalamnya. Sabun
transparan ini lebih unggul daripada sabun mandi biasa, selain dari tampilannya
yang transparan (transparent) yang menawan, sabun ini sangat lembut dikulit dan
dapat melembabkan kulit.Sabun Transparan punya daya bersih yang efektif tanpa
meninggalkan busa sabun. Sabun ini akan terasa lebih lunak di tangan anda
karena tidak mengandung alkali.
Reaksi : C3H5 (COOR)
+ 3 NaOH = 3RCOONa + C3H5
(OH)3
C. CARA PEMBUATAN
1.
Bahan :
No.
|
Nama Bahan
|
Satuan
|
Jumlah
|
1
|
VCO
|
gram
|
25
|
2
|
NaOH 30%
|
ml
|
12,5
|
3
|
Gliserin
|
ml
|
20
|
4
|
Gula pasir
|
gr
|
20
|
5
|
Etanol 96%
|
gr
|
20
|
6
|
Asam
stearat
|
gr
|
12,5
|
7
|
NaCl
|
gr
|
0,1
|
8
|
Asam
sitrat
|
gr
|
0,1
|
9
|
Pewarna cosmeticgrade
|
gr
|
0,05
|
10
|
TEA (Coco
DEA)
|
gr
|
12,5
|
11
|
Pewangi
|
ml
|
1
|
2.
Alat :
1. Kaca arloji d=10 cm
|
9. Batang pengaduk
|
2. Beaker glass
|
10. Magnetic stirrer
|
3. Hot plate
|
11. Corong kaca
|
4. Gelas ukur
|
12. Cawan porselen
|
5. Pipet tetes
|
13. Kain kasa
|
6. Timbangan digital
|
14. Spatula
|
7. Termometer skala
|
15. Statif
|
8. Cetakan sabun
|
|
3.
Langkah Kerja :
1)
Memanaskan VCO
dalam gelas kimia 250 ml diatas hot plate sampai suhu 60 – 65°C
2)
Memanaskan asam
stearat pada suhu 60°C
3)
Memasukkan asam
stearat dalam minyak yang sudah dipanaskan, mengaduk dengan stirer, suhu dijaga
70°C
4)
Memasukkan NaOH
sampai terbentuk reaksi saponifikasi
5)
Memasukkan
alkohol, TEA, NaCl, Asam sitrar, gula,
dan gliserin, mengaduk sampai homogen, kemudian mendinginkan sampai suhu 40°C
6)
Menambahkan
pewarna dan parfum secukupnya
7)
Menuang ke dalam
cetakan dan didinginkan sampai lebih kurang 24 jam
8)
Mengeluarkan
dari cetakan dengan hati-hati dan dikemas
4.
Diagram Alir
D. PENGUJIAN
1. Bahan
Pengujian parameter mutu VCO
a. Asam lemak bebas
Lima gram VCO ditimbang dengan neraca analitik dan dimasukkan kedalam
erlenmeyer lalu ditambahkan 10 mL alkohol netral dan dipanaskan selama lima
menit. Setelah selesai dipanaskan ditambahkan tiga tetes indikator pp, kemudian
dititasi dengan NaOH yang telah distandardisasi sampai tepat timbul warna merah
muda yang tidak hilang dengan pengocokan selanjutnya.
Kadar asam lemak bebas dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
V NaOH x N NaOH x 200
%
FFA
=
----------------------------------
x 100%
Berat sampel
Keterangan :
V NaOH
: Volume natrium hidroksida terpakai
N
NaOH
: Konsentrasi tepat NaOH
200
: Berat ekivalen dari VCO
b. Massa jenis
Piknometer dicuci bersih dengan air
dan dikeringkan dalam desikator menggunakan oven. Piknometer yang telah
dipanaskan kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang piknometer
kosong (A gram). Untuk B gram piknometer diisi penuh dengan air dan ditimbang.
Selanjutnya temperatur air diukur dan dicocokkan dengan tabel massa jenis air.
Kemudian piknometer diisi penuh dengan VCO dan ditimbang (C gram).
Massa jenis dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
B gram – A gram
Volume piknometer
=
--------------------------------------
Massa
jenis air
C gram – B gram
Massa jenis
VCO
=
--------------------------------------
Volume piknometer
c. Viskositas
Menggunakan Hidrometer untuk
mengetahui Viskosity nya
d. pH
Di cek dengan kertas pH/Indikator
universal/Kertas lakmus
2. Hasil
a. Transparasi
Untuk pengujian transparansi
dilakukan dengan menggunakan visual saja.
b. Tekstur
Sedangkan tingkat kekerasannya cukup
dengan cara manual yaitu menggunakan tangan saja.
c. pH
Berbeda dengan pengukuran pH yaitu
dengan melarutkan sedikit sabun (± 0,5 gram) menggunakan pelarut universal
(air) dan dicek menggunakan indikator universal. pH yang baik berkisar antara
8-10.
d. Asam lemak bebas
Lima gram Hasil ditimbang dengan neraca analitik dan dimasukkan kedalam
erlenmeyer lalu ditambahkan 10 mL alkohol netral dan dipanaskan selama lima
menit. Setelah selesai dipanaskan ditambahkan tiga tetes indikator pp, kemudian
dititasi dengan NaOH yang telah distandardisasi sampai tepat timbul warna merah
muda yang tidak hilang dengan pengocokan selanjutnya.
Kadar asam lemak bebas dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
V NaOH x N NaOH x 200
%
FFA
=
----------------------------------
x 100%
Berat sampel
Keterangan :
V NaOH
:
Volume natrium hidroksida terpakai
N
NaOH
: Konsentrasi tepat NaOH
200 : Berat ekivalen dari Hasil